Uraian :
Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang
cukup banyak. Yang lazim ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis bunga,
brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari
kubis liar Brassica oleracea var. sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai
Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan sebelah Utara Perancis Barat. Kubis
liar tersebut ada yang tumbuh sebagai tanaman biennial dan ada juga yang
perenial. Kubis yang telah dibudidayakan dibuat menjadi tanaman annual. Untuk
memperoleh bijinya, kubis tersebut dibiarkan tumbuh sebagai tanaman biennial.
Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan
curah hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat, oval, sampai lonjong, membentuk
roset akar yang besar dan tebal, warna daun bermacam-macam, antara lain putih
(forma alba), hijau, dan merah keunguan (forma rubra). Awalnya, daunnya yang
berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun berikutnya tumbuh membengkok, menutupi
daun-daun muda yang terakhir tumbuh. Pertumbuhan daun terhenti ditandai dengan
terbentuknya krop atau telur (kepala) dan krop samping pada kubis tunas (Brussel
sprouts). Selanjutnya, krop akan pecah dan keluar malai bunga yang bertangkai
panjang, bercabang-cabang, berdaun kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna kuning.
Buahnya buah polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm, berbiji banyak. Biji
berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu. Umur panennya berbeda-beda,
berkisar dari 90 hari sampai 150 hari. Daun kubis segar rasanya renyah dan
garing sehingga dapat dimakan sebagai lalap mentah dan matang, campuran salad,
disayur, atau dibuat urap. Kubis dapat diperbanyak dengan biji atau setek tunas.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar